Gelar Diskusi Bersama Jurnalis, Mudyat Noor : Ketimpangan Jadi Salah Satu Tantangan Kita
Penajam – Jelang pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024, sejumlah nama mulai bermunculan untuk ikut berpartisipasi dalam kontestasi pemilihan kepala daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada bulan november mendatang. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan guna menaikkan popularitas dan elektabilitas. Salah satunya yakni Mudyat Noor, seorang pengusaha sekaligus politikus yang menggelar diskusi bersama Jurnalis PPU dengan mengangkat tema “Tantangan Ibukota Nusantara” di Pantai Istana Amal, Selasa (16/04).
Kabupaten Penajam Paser Utara memang cukup populer setelah presiden Republik Indonesia mengumumkan pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur yang mencakup sebagian wilayah PPU tepatnya di Kecamatan Sepaku. Meskipun demikian, kepopuleran tersebut dianggap belum sebanding dengan pembangunan-pembangunan di PPU sebagai daerah penyangga Ibukota Nusantara.
“Salah satu tantangan terbesar kita adalah ketimpangan. Dari segi infrastruktur jalan mungkin sudah cukup baik khususnya di Sepaku dan sekitarnya. Tapi bagaimana dengan sektor lain seperti pembangunan sumber daya manusia, sektor pertanian, perikanan, UMKM dan lain-lain. Seharusnya sudah lebih maju dan berkembang dari kondisi saat ini”. Ungkap Mudyat saat diwawancarai.
Pada saat bulan ramadhan yang lalu, dirinya telah mengunjungi beberapa desa di empat kecamatan yang ada di PPU. Dalam kunjungan tersebut, ia mendengarkan berbagai macam keluhan dari masyarakat.
“Seperti di Babulu para petani mengeluhkan terkait sulitnya memperoleh pupuk. Kemudian di wilayah pesisir juga nelayan mengaku sulit memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM). Ada juga yang mengeluhkan air bersih. Jadi macam-macam keluhan masyarakat kita sebenarnya adalah kebutuhan pokok dan seharusnya pemerintah hadir langsung untuk memberikan solusi”, kata Mudyat, yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur periode 2009-2014.
Dirinya menegaskan bahwa jika nantinya ia diberi mandat oleh masyarakat, kebutuhan-kebutuhan pokok yang menjadi persoalan di masyarakat akan menjadi prioritasnya. Selain itu, ia juga menekankan bahwa seluruh potensi yang dimiliki oleh PPU baik dari segi sumber daya manusia maupun sumber daya alam harus menjadi penyokong utama di Ibukota Nusantara.
“Kita ambil contoh hasil pertanian. Walaupun produk pertanian kita nantinya tidak bisa 100% memenuhi kebutuhan di IKN, tapi setidaknya produk pertanian kita harus jadi penyuplai pertama dan utama, baru kemudian mengambil di daerah lain untuk mencukupi kekurangannya. Demikian pula tenaga kerja dan sektor-sektor yang lain”. tegas Mudyat.
Mudyat Noor juga berharap bahwa baik dirinya atau siapapun yang akan memimpin PPU harus mampu melakukan perbaikan serta percepatan pembangunan disegala sektor. Sebagai daerah penyangga, PPU harus mampu mengimbangi pembangunan Ibukota Nusantara agar tidak terjadi ketimpangan.
“Inilah yang menjadi tantangan kita kedepan. Kita harus melakukan kolaborasi bersama seluruh elemen masyarakat untuk melakukan percepatan pembangunan di semua sektor, agar nantinya tidak ada ketimpangan antara pembangunan di PPU dan pembangunan di Ibukota Nusantara”, tutupnya.